SHILATURRAHMI - heru prasetyo

Breaking

heru prasetyo

BELAJAR SEJARAH 1/3 BELAJAR AGAMA ILMU, CAHAYA dan AKAL

Header Ads

test banner

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Rabu, 27 Mei 2009

SHILATURRAHMI

SHILATURRAHMI

QS : An-Nisa’ ayat 1

Artinya : Bertakwalah kepada Allah, yang kau minta (hajatnya terpenuhi) kepada NYA dan peliharalah pertalian saudaraan/kerabatmu (jangan putuskan ikatan dengan mereka)

Usman bin Madh’un ra berkata :
Semula aku masuk Islam hanya karena hanya karena malu kepada biliau Rasul saw sebagai kawn karibku yang selalu menganjurkan agar aku masuk Islam (waktu itu) aku belum mantap benar. Kemudian pada suatu hari ketika aku duduk besama Nya, ia mengabaikan aku, bahkan seakan beliau berbicara dengan orang disebelahnya. Sesudah itu kembali beliau saw menghadapku dn bersbda : ”Jibril turun dengan menyampaikan ayat diatas”. Lalu aku bergembira dan IMAN mulai merasuk dalam hatiku. Aku pergi menjumpai paman Beliau saw, Abu Thalab dan kuceriterakan tentang turunnya ayat tersebut. Jawabnya : ”Ikutilah Muhammad, pasti kau beruntung dan terpimpin, demi Allah SWT, Dia (keponakanku) hanya memerintahkan agar berakhlal dan budi yang mulia. Jika ia benar atau dusta tujuannya hanyalah semata demi kebaikan”. Ketika Beliau saw mendengar pembicaraan pamannya (abu Thalib) semcam itu, Beliau saw mengajaknya agar mau masuk Islam, tetapi ia menolaknya, lalu turun ayat :

Artinya : Bahwasanya engkau tidak kuasa memberi petunjuk kepada siapa yang engkau cinti, tetapi Allah lah pemberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki ... .

QS : Muhammad ayat : 22 - 23


Artinya : Apakah sekiranya kamu berkuasa, akan membuat kerusakan di atas bumi ? dan memutuskan ikatan kekeluargaan ?. Mereka yang berbuat semacam itulah, orang-orang yang dikutuk Allah dan ditulikan telinga mereka, serta dibuat buta mata mereka.

Allah SWT berfirman : ”Akulah Ar Rahman (yang pemurah) dan engkau rahim, siapa memutuskan engkau berarti RahmatKU pun akan KU putuskan dan siapa yang menyambungmu berarti pula menyambung rahmat KU”.

Rahim bergantung pada Arasy, siang malam ia berdoa : ”Ya Tuhan sambunglah ikatan orang yang menyambungku dan putuskanlah ikatan orang yang memutuskan ikatan denganku”.

Ketika ilmu dipamerkan manausia, sedang amal perbuatannya dilupakan, kasih sayang hanya diatas bibir, tanpa merasap ke hati dan ikatan kekeluargaan diputuskan maka kutukan Allah kepada mereka, telinga ditulikan dan mata hati mereka dibutakan.

Pengertian shilaturrahmi Silaturrahmi tidak sekadar bersentuhan tangan atau memohon maaf belaka. Ada sesuatu yang lebih hakiki dari itu semua, yaitu aspek mental dan keluasan hati. Hal ini sesuai dengan asal kata silaturrahmi itu sendiri, yaitu shilat atau washl, yang berarti menyambungkan atau menghimpun, dan ar-rahiim yang berarti kasih sayang. Makna menyambungkan menunjukkan sebuah proses aktif dari sesuatu yang asalnya tidak tersambung. Menghimpun biasanya mengandung makna sesuatu yang tercerai-berai dan berantakan, menjadi sesuatu yang bersatu dan utuh kembali. Tentang hal ini Rasulullah SAW bersabda, "Yang disebut bersilaturrahmi itu bukanlah seseorang yang membalas kunjungan atau pemberian, melainkan bersilaturrahmi itu ialah menyambungkan apa yang telah putus" (HR Bukhari). Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi kita untuk menyadari bahwa silaturrahmi tidak hanya merekayasa gerak-gerik tubuh, namun harus melibatkan pula aspek hati. Dengan kombinasi bahasa tubuh dan bahasa hati, kita akan mempunyai kekuatan untuk bisa berbuat lebih baik dan lebih bermutu daripada yang dilakukan orang lain pada kita. Kalau orang lain mengunjungi kita dan kita balas mengunjunginya, ini tidak memerlukan kekuatan mental yang kuat. Namun, bila ada orang yang tidak pernah bersilaturrahmi kepada kita, lalu dengan sengaja kita mengunjunginya, maka inilah yang disebut silaturrahmi. Apalagi kalau kita bersilaturrahmi kepada orang yang membenci kita atau seseorang yang sangat menghindari pertemuan dengan kita, lalu kita mengupayakan diri untuk bertemu dengannya. Inilah silaturrahmi yang sebenarnya.


Makna Silaturrahmi
"Tahukah kalian tentang sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan ataupun keburukan? 'Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan,' sabda Rasulullah SAW, 'adalah balasan (pahala) orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturrahmi, sedangkan yang paling cepat mendatangkan keburukan ialah balasan (siksaaan) bagi orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali persaudaraan" (HR Ibnu Majah).
Dalam sebuah hadis diungkapkan, "Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada shalat dan shaum?" tanya Rasul pada para sahabat. "Tentu saja," jawab mereka. Beliau kemudian menjelaskan, "Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan tali persaudaraan di antara mereka adalah amal saleh yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali silaturahmi" (HR Bukhari Muslim). Dari sini terlihat jelas, betapa pentingnya menyambungkan tali silaturahmi dan memperkuat nilai persaudaraan tersebut. Betapa tidak! Dengan silaturahmi maka akan terjalin rasa kasih sayang dengan sesama manusia, bahkan dengan makhluk Allah lainnya. Bila ini terjadi maka rahmat dan kasih sayang Allah pun akan turun dan menaungi hidup kita. Tapi sebaliknya, rahmat dan kasih sayang Allah akan menjauh bila tali silaturahmi sudah terputus di antara kita. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya rahmat Allah tidak akan turun kepada suatu kaum yang di dalamya ada orang yang memutuskan tali persaudaraan". Pernah ada seorang penduduk desa menghentikan perjalana Rasulullah saw dan berkata : ”Ya Rasulullah, terangkan kepada ku suatu pekerjaan yang dapat mengantarkan aku ke surga dan yang menylamatkan ku dari siksa neraka !”.Beliau Nabi saw bersabda : Artinya : ada empat perkara, 1- Kamu menyembah Allah dan tidak menyekutukan NYA, 2- Melakukan shalat lima kali sehari semalam, 3- Mengeluarkan zakat (fitrh dan harta) dan 4- Shilaturrahmi Seorang sahabat yang bernama Abu Awfa pernah bekisah. Ketika itu, kata Abu Awfa, kami berkumpul dengan Rasulullah SAW. Tiba-tiba beliau bersabda, "Jangan duduk bersamaku hari ini orang yang memutuskan tali silaturahmi". Setelah itu seorang pemuda berdiri dan meninggalkan majelis Rasul. Rupanya sudah lama ia memendam permusuhan dengan bibinya. Ia segera meminta maaf kepada bibinya tersebut, dan bibinya pun memaafkannya. Ia pun kembali ke majelis Rasulullah SAW dengan hati yang lapang. Sahabat, bagaimana mungkin hidup kita akan tenang kalau di dalam hati masih tersimpan kebencian dan rasa permusuhan. Perhatikan keluarga kita, kaum yang paling kecil di masyarakat. Bila di dalamnya ada beberapa orang saja yang sudah tidak saling tegur sapa, saling menjauhi, apalagi kalau di belakang sudah saling menohok dan memfitnah, maka rahmat Allah akan di jauhkan dari rumah tersebut. Dalam skala yang lebih luas, dalam lingkup sebuah negara. Bila di dalamnya sudah ada kelompok yang saling jegal, saling fitnah, atau saling menjatuhkan, maka dikhawatirkan bangsa tersebut akan semakin jauh dari rahmat dan pertolongan Allah SWT. Dari sini bisa kita pahami kenapa Rasul tidak menoleransi sekecil apapun perbuatan yang bisa menimbulkan perpecahan dan permusuhan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Berhati-hatilah kalian terhadap prasangka, sebab prasangka itu sedusta-dustanya cerita. Jangan pula menyelidiki, mematai-matai, dan menjerumuskan orang lain. Dan janganlah saling menghasud, saling membenci, dan saling membelakangi. Jadilah kalian sebagai hamba Allah yang bersaudara" (HR Bukhari Muslim). Silaturahmi adalah kunci terbukanya rahmat dan pertolongan Allah SWT. Dengan terhubungnya silaturahmi, maka ukhuwah Islamiyah akan terjalin dengan baik. Ini sangat penting. Sebab, bagaimana pun besarnya umat Islam secara kuantitatif, sama sekali tidak ada artinya, laksana buih di lautan yang mudah diombang-ambing gelombang, bila di dalamnya tidak ada persatuan dan kerja sama untuk taat kepada Allah. Wallahu a'lam bish-shawab.

Keuntungan Bersilaturrahmi

Ada sepuluh keuntungan dalam bersilaturrahmi :
1. Memperoleh ridha Allah SWT, karena Dia yang memerintahkannya
2. Membuat mereka gembira, berdasarkan haddist :
3. Kesukaan para Malaikat, karena mereka senang berilaturrahmi
4. Pujian kaum Muslimin kepadanya
5. Memarahkan Iblis terkutuk
6. Memanjangkan usia
7. Menambah barakah (cukup) rezkinya
8. Membuat senang yang telah mati, karena ayah dan eyang suka jika cucunya bersilaturrahmi
9. Memupuk rasa ksih sayang diantara keluarga/famili sehingga timbul semangat saling membantu ketika berhajat
10. Menambah pahala sesudah matinya, karena akan selalu dikenang di doakan karena kebaikannya

Ada tiga mcam manusia yang dilindungi Allah SWT kelak di hari kiamat, yaitu :
1. Orang yang menyambung ikatan kekeluargaan dipanjangkan usianya, dilapangkan kuburnya, dilapangkan rezkinya
2. Wanita yang ditinggal mati suaminya dan anak yatim yang ditingalkannya ia pelihara baik-baik, sampai Allah SWT mencukupi mereka atau mati
3. Orang yang suka mengundang anak yatim dan fakir-miskin untuk milaakan bersama

Ada dua macam langkah manusia yang disenangi Allah SWT, yaitu :
1. Langkah melakukan shalat
2. Langlah bersilaturrahmi kepada keluarga/famili

Ada lima perkara, barangsiapa melanggengkannya maka bertambah-tambah kebaikannya dan dilapangkan rezkinya, yaitu :
1. Selalu bersedekah (sedikit atau banyak)
2. Silaturrahmi kepada keluarga/famili
3. Tetap berusaha menegakkan Islam
4. Tetap suci (selalu berudhu) dan tidak membuang-buang air
5. Tetap berbakti kepada kedua orang tuanya

Allah SWT Maha Mengetahui

Tidak ada komentar:

Post Top Ad

Responsive Ads Here