JALAN KEMULIAAN - heru prasetyo

Breaking

heru prasetyo

BELAJAR SEJARAH 1/3 BELAJAR AGAMA ILMU, CAHAYA dan AKAL

Header Ads

test banner

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Kamis, 05 November 2009

JALAN KEMULIAAN

Menyeru kepada kebenaran tidak pernah bebas dari halangan dan tantangan. Para Rasul disiksa dan dihina, orang-orang yang beriman tak luput juga dari siksaannya dan Agama dipermainkan, sehingga para Rasul sendiri berharap dan menanti-nati tibanya kemenangan.

Tetapi kini kita bisa menatap ke lambaran-lembaran sejarah dan melihat kemenangan dari Allah itu selalu tiba. Tibanya kemenangan itu setelah orang-orang berimnan membuktikan keimanannya melalui niat, amalan dan perbuatan nyata. Setelah mengorbankan sega-galanya pada jalan Allah.

Kemenangan kaum muslimin, walaupun jumlah mereka sedikit dan banyak yang meninggalkan shaf-shaf perjuangan ketika peperangan bermula. Namun demikian, pada hari ini, ditengah-tengah kebingungan, perselisihan dan penindasan. Walaupun mempunyai bukti-bukti mereka yang telah berjaya membebaskan diri dari kedhaliman kaum khuffar, banyak yang tenggelam kedalam kursi-kursi empuk sekedar menyatakan ”terlalu banyak fitnah, terlalu banyak perpecahan, aku hanya akan tinggal dirumah, mengamalkan Islam dan cukuplah itu”. Inilah yang diinginkan oleh setan dan khuffar, musuh-musuh Islam.

Tiada ayang disukai oleh musuh-musuh Allah selain umat Islam yang beku, yang telah putus segala harapan dalam mengajak kepada yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran. Untuk setan, disaat seorang muslim mulai beku, peluang mengembangkan kemaksiatan tidak terhalang lagi. Untuk kaum kuffar pula, tiada lagi katakutan atau kebimbangan untuk menghancurkan Islam. Sehingga umat Islam membeku dan terus diam tak peduli.

Islam tidak membiarkan berlakunya segala kemaksiatan dan penyelewengan tersebut. Dalam keadaan apapun, dalam situasi apapun juga, adalah suatu kewajiban bagi seorang muslim yang lain dalam menghadapi penindasan. Satu-satunya jalan untuk menghentikan fitnah yang berleluasa ini adalah melalui dakwah dan jihad.

Para Rasul mengobarkan semangat jihad guna menghancurkan penindasan yang berlaku dalam masyarakat. Jihad adalah menegakkan kalimat Allah, taruhannya adalah pengorbanan yang paling berharga; nyawa yang dibeli Allah dengan surganya. Sebagai umat Islam kita tahu kemuliaan jalan ini dan juga ganjaran abadi nan kekal yang dijanjikan oleh Allah.
Mereka yang lemah jiwanya pada hari ini, mereka yang mencoba mempertahankan kepengecutan dan kemalasan mereka, dari kalangan ilmuwan maupun jalanan dengan melontarkan najis pada pembela-pembela keimanan, dengan melabel mereka dengan gelar yang menghina.

Tetapi seorang muslim tidak harus berkecil hati dan membuang jihad semata-mata karena serangan yang dilakukan musuh Islam. Para sahabat terus berjuang selepas wafatnya Rasulullah, seandainya mereka tidak giat mempertahankan Islam pada saat yang paling kritis, mungkin Islam tidak sampai pada kita hari ini.

Tanggungjawab setiap muslim untuk mengambil pelajaran dari lembaran-lembaran sejarah untuk mengembalikan ketakutan musuh-musuh Allah pada kekuatan umat Islam dan untuk membela kaum muslimin.

Umat Islam bukanlah umat yang menangisi masa lalu dan hidup dalam kekalahan dan kehinaan, tetapi bekerja keras membetulkan keadaan, walaupun banyak yang mengejeknya, kesabaran dan keinginannya untuk menguatkannya dalam mengajak dalam Islam, keluarga, saudara dan seluruh umat manusia.

Dan inilah sebenarnya, jalan para Rasul kita, walaupun kelaparan dan kekejaman memenuhi hidup mereka. Allah akan memberikan ganjarannya, meninggikan kedudukannya didunia dan diakherat.

Tidak ada komentar:

Post Top Ad

Responsive Ads Here